Tantangan Baru di Pasar Aset Kripto: Dampak Transisi GBTC Grayscale
Perusahaan Grayscale sebagai investor institusi penting di bidang enkripsi, telah lama menyediakan saluran investasi aset kripto yang sesuai melalui dana perwalian. Namun, sejak 11 Januari ketika trust GBTC-nya beralih ke ETF bitcoin spot, situasinya mengalami perubahan dramatis.
Hingga data terbaru, total dana yang keluar dari GBTC telah mencapai 3,45 miliar USD, menjadikannya satu-satunya Bitcoin ETF yang saat ini berada dalam keadaan aliran keluar bersih. Fenomena ini menjadikan GBTC sebagai kekuatan penjualan terbesar di pasar Bitcoin dalam jangka pendek.
Melihat kembali sejarah, Grayscale pernah dianggap sebagai salah satu pendorong utama bull market tahun 2020. Dalam konteks ETF Bitcoin yang tak kunjung disetujui, Grayscale menjadi saluran penting bagi masuknya dana institusi ke pasar Aset Kripto, memainkan peran yang mirip dengan ETF.
Namun, masalah premium negatif GBTC yang telah ada dalam jangka panjang selalu menjadi titik sakit bagi para investor. Pada bulan Juni tahun lalu, seiring dengan berita persetujuan ETF Bitcoin spot, premium negatif GBTC mulai menyusut secara bertahap, dari sekitar 30% menjadi mendekati nol. Ini adalah kesempatan bagi para investor awal untuk merealisasikan keuntungan.
Setelah GBTC bertransformasi menjadi ETF, aliran dana yang terus-menerus memicu kekhawatiran di pasar. Hingga 23 Januari, total volume transaksi selama 7 hari perdagangan untuk semua ETF Bitcoin spot sekitar 19 miliar USD, di mana GBTC menyumbang lebih dari setengahnya. Ini berarti bahwa dana tambahan yang dihasilkan oleh ETF saat ini sebagian besar digunakan untuk mengimbangi keluarnya GBTC yang terus berlanjut.
Salah satu alasan utama arus keluar dana GBTC adalah tarif manajemen 1,5% yang secara signifikan lebih tinggi daripada kisaran tarif 0,2%-0,9% dari pesaing. Selain itu, tindakan likuidasi dari beberapa pemegang besar seperti FTX juga memperburuk tekanan jual.
Saat ini, GBTC masih memegang sekitar 500 ribu BTC, dengan nilai hampir 20 miliar dolar. Para peserta pasar memperkirakan, dalam waktu dekat, tekanan jual dari GBTC mungkin masih akan menekan keinginan untuk masuknya dana.
Serangkaian peristiwa ini mengingatkan kita bahwa dalam industri Aset Kripto yang berkembang pesat, ketergantungan berlebihan pada lembaga besar atau "whale" dapat membawa risiko yang tak terduga. Peserta pasar perlu menilai kembali ketergantungan pada dana institusi dan lebih memperhatikan perkembangan kesehatan jangka panjang industri.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Setelah GBTC bertransformasi menjadi ETF, mengalir keluar 34,5 miliar USD, pasar kripto menghadapi tantangan baru.
Tantangan Baru di Pasar Aset Kripto: Dampak Transisi GBTC Grayscale
Perusahaan Grayscale sebagai investor institusi penting di bidang enkripsi, telah lama menyediakan saluran investasi aset kripto yang sesuai melalui dana perwalian. Namun, sejak 11 Januari ketika trust GBTC-nya beralih ke ETF bitcoin spot, situasinya mengalami perubahan dramatis.
Hingga data terbaru, total dana yang keluar dari GBTC telah mencapai 3,45 miliar USD, menjadikannya satu-satunya Bitcoin ETF yang saat ini berada dalam keadaan aliran keluar bersih. Fenomena ini menjadikan GBTC sebagai kekuatan penjualan terbesar di pasar Bitcoin dalam jangka pendek.
Melihat kembali sejarah, Grayscale pernah dianggap sebagai salah satu pendorong utama bull market tahun 2020. Dalam konteks ETF Bitcoin yang tak kunjung disetujui, Grayscale menjadi saluran penting bagi masuknya dana institusi ke pasar Aset Kripto, memainkan peran yang mirip dengan ETF.
Namun, masalah premium negatif GBTC yang telah ada dalam jangka panjang selalu menjadi titik sakit bagi para investor. Pada bulan Juni tahun lalu, seiring dengan berita persetujuan ETF Bitcoin spot, premium negatif GBTC mulai menyusut secara bertahap, dari sekitar 30% menjadi mendekati nol. Ini adalah kesempatan bagi para investor awal untuk merealisasikan keuntungan.
Setelah GBTC bertransformasi menjadi ETF, aliran dana yang terus-menerus memicu kekhawatiran di pasar. Hingga 23 Januari, total volume transaksi selama 7 hari perdagangan untuk semua ETF Bitcoin spot sekitar 19 miliar USD, di mana GBTC menyumbang lebih dari setengahnya. Ini berarti bahwa dana tambahan yang dihasilkan oleh ETF saat ini sebagian besar digunakan untuk mengimbangi keluarnya GBTC yang terus berlanjut.
Salah satu alasan utama arus keluar dana GBTC adalah tarif manajemen 1,5% yang secara signifikan lebih tinggi daripada kisaran tarif 0,2%-0,9% dari pesaing. Selain itu, tindakan likuidasi dari beberapa pemegang besar seperti FTX juga memperburuk tekanan jual.
Saat ini, GBTC masih memegang sekitar 500 ribu BTC, dengan nilai hampir 20 miliar dolar. Para peserta pasar memperkirakan, dalam waktu dekat, tekanan jual dari GBTC mungkin masih akan menekan keinginan untuk masuknya dana.
Serangkaian peristiwa ini mengingatkan kita bahwa dalam industri Aset Kripto yang berkembang pesat, ketergantungan berlebihan pada lembaga besar atau "whale" dapat membawa risiko yang tak terduga. Peserta pasar perlu menilai kembali ketergantungan pada dana institusi dan lebih memperhatikan perkembangan kesehatan jangka panjang industri.